Keluarga yang
Penuh dengan Ujian dan Cobaan
Oleh : Bahroin
Budiya
Di suatu ketika
terdapat suatu keluarga besar yang terpandang, keluarga tersebut bukan dari
pejabat, menteri, atau presiden akan tetapi dari keluarga agamis yang selalu
mengedepankan akhirat dibanding dunia.
Keluarga yang
utuh sampai sekarang ini didasari dengan sebuah kesabaran, keikhlasan dalam
hati dan jiwa yang menyelimuti keluarga tersebut. Namun di kala ketika sering
ada permasalahan dalam keluarga ini, yang pasti di mana keluarga dengan
keluarga yang lainnya memiliki permasalahan yang berbeda. Pancaran kasih sayang
terpancar dari keluarga, memang di lihat dari luar keluarga tersebut tampak
sederhana, dan di sisi lain tampak bahwa kebahagiaan terselubung di dalamnya.
Meskipun keluarga
itu sederhana tapi sang ayah mampu menyekolahkan anak-anak mereka sampai ke
perguruan tinggi dengan modal gaji yang cukup, sang ayah seorang pensiun PNS
dan sang ibu seorang ibu rumah tangga yang dikarunia 3 anak, anak pertama sudah
lulus kuliah dan sekarang sudah bekerja sebagi guru, sedangkan anak kedua masih
di bangku kuliah yang saat ini semester 6, dan yang terakhir kuliah semester 4.
Dengan kegigihan kedua orang tua dan dukungan dari anaknya pula segalanya
terasa mudah dan segala kebutuhan tercukupi tanpa ada kekurangan sedikitpun.
Seiring berjalannya
waktu yang terus bergulir segala macam pahit manisnya keluarga ini menjadi
sorotan oleh lingkungan tetangga dan meluas di kalangan masyarakat sekitar. Memang
sii dikatakan keluarga terpandang yang lebih memprioritaskan akademik di
banding dengan pekerjaan namun yang menjadi sorotan di sini adalah watak dari
seorang ayah yang keras dan sangat idealis dalam hal apapun, ini mencerminkan
bahwa semua aturan dan kuasa dalam keluarga tersebut dibawah kendali sang ayah,
memang tidak ada suatu unsur kesalahan di dalamnya, sang ayah memperlakukan
semua anaknya dengan baik seperti halnya orang tua pada umumnya. Namun secara
didikan yang diberikan bahwa pendekatan secara psikis dari sang ayah sangatlah
kurang, jadi dampaknya membuat anak-anak meraka merasa terbebani dan terkekang
yang selalu menuruti perintah ayah, bukan suatu kekeliruan memang bahkan bagus
sekali anak-anak mematuhi segala perintah sang ayah. Yang menjadi problem
adalah anak kurang bebas dalam memilih apa-apa yang dingin diraih, hal ini
menyebabkan kepedulian dari orangtua kepada sang anak mengalami jalan gelap
antara kehidupan anak-anak di masa yang akan datang.
Pada hakekatnya
keluarga yang menjadi sorotan banyak masyarakat tersebut bergantung pada
perilaku dari orang tua itu sendiri, dari ibu tidak ada permasalahan namun dari
ayah inilah yang menjadi titik permasalahan, anak-anak dan sang ibu selalu
optimis, bersyukur pada Allah SWT, sabar dalam kesabaran dan ajeg dalam
menjalankan aktifitas sesuai dengan tugas-tugas mereka yang diemban.
Dengan adanya
rasa tulus ikhlas dan penuh kesabaran disertai dengan lantunan doa setiap nafas
berhembus harapan sang anak dan ibu agar sang ayah terbuka pintu hatinya dan
sadar bahwa kehidupan seorang anak memang pada awal menjadi tanggungjawab
orangtua dan setelah anak menginjak dewasa anak berhak memilih dan menentukan
pilihan hidupnya masing-masing dengan kemauan, keajegan, dan diiringi
kesungguhan yang tak terbatas maka yakin sepenuh hati Allah akan menolong
hambanya sesuatu yang tidak mungkin dalam pandangan manusia itu menjadi mungkin
dalam pandangan Allah. Seperti kata pak Mario “lakukanlah yang ada bisa lakukan
maka Tuhan akan melakukan yang anda tidak bisa lakukan”
Tetaplah optimis
dan percaya diri hai kawan…..
pengalaman pribadi hahahaha
BalasHapus