Social Icons

arabic education

interaktif, inofatif, dan komunikatif

Jumat, 29 Maret 2013

problematiaka keluarga


Keluarga yang Penuh dengan Ujian dan Cobaan
Oleh : Bahroin Budiya

Di suatu ketika terdapat suatu keluarga besar yang terpandang, keluarga tersebut bukan dari pejabat, menteri, atau presiden akan tetapi dari keluarga agamis yang selalu mengedepankan akhirat dibanding dunia.
Keluarga yang utuh sampai sekarang ini didasari dengan sebuah kesabaran, keikhlasan dalam hati dan jiwa yang menyelimuti keluarga tersebut. Namun di kala ketika sering ada permasalahan dalam keluarga ini, yang pasti di mana keluarga dengan keluarga yang lainnya memiliki permasalahan yang berbeda. Pancaran kasih sayang terpancar dari keluarga, memang di lihat dari luar keluarga tersebut tampak sederhana, dan di sisi lain tampak bahwa kebahagiaan terselubung di dalamnya.
Meskipun keluarga itu sederhana tapi sang ayah mampu menyekolahkan anak-anak mereka sampai ke perguruan tinggi dengan modal gaji yang cukup, sang ayah seorang pensiun PNS dan sang ibu seorang ibu rumah tangga yang dikarunia 3 anak, anak pertama sudah lulus kuliah dan sekarang sudah bekerja sebagi guru, sedangkan anak kedua masih di bangku kuliah yang saat ini semester 6, dan yang terakhir kuliah semester 4. Dengan kegigihan kedua orang tua dan dukungan dari anaknya pula segalanya terasa mudah dan segala kebutuhan tercukupi tanpa ada kekurangan sedikitpun.

Seiring berjalannya waktu yang terus bergulir segala macam pahit manisnya keluarga ini menjadi sorotan oleh lingkungan tetangga dan meluas di kalangan masyarakat sekitar. Memang sii dikatakan keluarga terpandang yang lebih memprioritaskan akademik di banding dengan pekerjaan namun yang menjadi sorotan di sini adalah watak dari seorang ayah yang keras dan sangat idealis dalam hal apapun, ini mencerminkan bahwa semua aturan dan kuasa dalam keluarga tersebut dibawah kendali sang ayah, memang tidak ada suatu unsur kesalahan di dalamnya, sang ayah memperlakukan semua anaknya dengan baik seperti halnya orang tua pada umumnya. Namun secara didikan yang diberikan bahwa pendekatan secara psikis dari sang ayah sangatlah kurang, jadi dampaknya membuat anak-anak meraka merasa terbebani dan terkekang yang selalu menuruti perintah ayah, bukan suatu kekeliruan memang bahkan bagus sekali anak-anak mematuhi segala perintah sang ayah. Yang menjadi problem adalah anak kurang bebas dalam memilih apa-apa yang dingin diraih, hal ini menyebabkan kepedulian dari orangtua kepada sang anak mengalami jalan gelap antara kehidupan anak-anak di masa yang akan datang.
Pada hakekatnya keluarga yang menjadi sorotan banyak masyarakat tersebut bergantung pada perilaku dari orang tua itu sendiri, dari ibu tidak ada permasalahan namun dari ayah inilah yang menjadi titik permasalahan, anak-anak dan sang ibu selalu optimis, bersyukur pada Allah SWT, sabar dalam kesabaran dan ajeg dalam menjalankan aktifitas sesuai dengan tugas-tugas mereka yang diemban.
Dengan adanya rasa tulus ikhlas dan penuh kesabaran disertai dengan lantunan doa setiap nafas berhembus harapan sang anak dan ibu agar sang ayah terbuka pintu hatinya dan sadar bahwa kehidupan seorang anak memang pada awal menjadi tanggungjawab orangtua dan setelah anak menginjak dewasa anak berhak memilih dan menentukan pilihan hidupnya masing-masing dengan kemauan, keajegan, dan diiringi kesungguhan yang tak terbatas maka yakin sepenuh hati Allah akan menolong hambanya sesuatu yang tidak mungkin dalam pandangan manusia itu menjadi mungkin dalam pandangan Allah. Seperti kata pak Mario “lakukanlah yang ada bisa lakukan maka Tuhan akan melakukan yang anda tidak bisa lakukan”
Tetaplah optimis dan percaya diri hai kawan…..



1 komentar: