Social Icons

arabic education

interaktif, inofatif, dan komunikatif

Senin, 12 Maret 2012

Pendekatan Analisis & non Analisis

            Pendekatan adalah proses, perbuatan, atau cara mendekati(KBBI,1995). Pendekatan merupakan sikap atau pandangan tentang sesuatu, yang biasanya berupa asumsi atau seperangkat asumsi yang saling berkaitan.
A. Pendekatan Analisis (المدخل التحليل)
            Pendekatan Analisis atau Analytical Approach juga dikenal dengan sebutan Formal Approach adalah pendekatan yang didasarkan pada seperangkat ungkapan-ungkapan dan asumsi-asumsi kebahasaan dan sosiolinguistics. Pendekatan ini menganggap pembelajaran bahasa sebagai suatu kegiatan rutin yang konvensional, dengan mengikuti cara-cara yang telah biasa dilakukan berdasarkan pengalaman.
          
  Menurutnya, pembelajaran dimulai dengan rumusan-rumusan teoritis kemudian diaplikasikan dengan contoh-contoh pemakaiannya, serta dengan jalan menjabarkannya. Pendekatan ini sering pula disebut dengan pendekatan informatif. Disebut demikian karena kecenderungannya menyampaikan informasi tentang bahasa tanpa memperdulikan pengetahuan praktis atau kemampuan berbahasa
Ciri-ciri Pendekatan Analisis:
ž  Berdasar pada kebahasaan.
ž  Didasarkan pada kajian-kajian ilmu sosial kebahasaan,semantik,proses bicara(speech act),discourse analysis, dan notions and funtions.
ž  Menuntut adanya needs analysis kebahasaan, metodologi kebahasaan modern, national syllabus.
ž  Mengharuskan penyiapan materi pengajaran baru serta strategi pengajaran baru.
ž  Sebagian besar pengikut pendekatan ini menetapkan bahasa yang disampaikan kepada siswa.
ž  Tidak berangkat dari prinsip-prinsip psikologi atau pendidikan dan menyerupai cognitive approach.
ž  Berharap adanya tambahan motivasi siswa ketika guru mencapai tuntutan kebahasaan siswa dan berusaha untuk memenuhinya.
Pendekatan formal dipakai dalam dua metode pembelajaran bahasa, yaitu terjemahan tatabahasa tatabahasa dan metode membaca.
a.Metode terjemahan tatabahasa mengutamakan pemberian pola-pola tatabahasa dengan menerjemahkan contoh-contoh pemakaiannya. Metode ini berkecenderungan menghasilkan lulusan yang tahu tentang bahasa, tetapi tidak berkemampuan untuk menggunakannya dalam berkomunikasi.
b.Metode membaca. Metode ini menggunakan bahasa tulis sebagai sarana belajar bahasa sehingga analisis dilakukan melalui teks bacaan yang akhirnya bisa menimbulkan kebosanan. Pelaksanaan metode ini mungkin saja lebih mudah, namun pada akhirnya dapat mengurangi motivasi karena peserta didik merasakan tidak ada gunanya. Kosa kata diajarkan dalam jumlah banyak tanpa menghiraukan kemampuan menggunakannya dalam berbagai bentuk dan situasi berbahasa
B. Pendekatan Non Analisis (المدخل غير  التحليل)
            Pendekatan Non Analisis atau Non Analytical Approach adalah pendekatan yang didasarkan pada konsep psycholinguistics dan konsep pendidikan.
Ciri-ciri Pendekatan Non Analisis:
ž  Didasarkan pada konsep psycholinguistics dan pendidikan bukan pada konsep-konsep kebahasaan.
ž  Pendekatan ini juga disebut dengan pendekatan global dan integrated naturalistic.
ž  Pengajaran bahasa berlangsung dalam situasi kehidupan alami. Dan difokuskan pada tema-tema yang berhubungan dengan kehidupan siswa dan aspek-aspek kehidupan manusia umumnya.
ž  Menuntut adanya persiapan materi pengajaran baru.
ž  Sulit menentukan bahasa yang disampaikan kepada siswa, sehingga pengajaran bahasa itu adalah merupakan latihan sungguhan bukan yang dibuat-buat.
ž  Didasarkan pada asumsi-asumsi khusus terhadap siswa dan difokuskan pada pemenuhan kesempatan pemerolehan bahasa bukan pembelajarannya.
ž  Motivasi siswa akan muncul disela-sela komunikasi dengan penutur bahasa dan bergabung dalam situasi komunikasi sungguhan.
Metode yang mungkin digunakan dalam pendekatan ini adalah:
            a.Metode langsung
            Pengajaran bahasa yang langsung menggunakan bahasa tersebut tanpa melakukan terjemahan dan tanpa mempersoalkan kaidah-kaidah tatabahasa.
            b.Metode pembatasan
            Pengajaran bahasa dengan jalan menggunakan langsung bahasa yang sedang dipelajari itu, tetapi dengan seleksi kosakata dan seleksi tatabahasa; yang ditekankan adalah unsur-unsur bahasa yang amat penting.
            c.Metode intensif
            Metode mengajar yang digunakan untuk jumlah peserta didik terbatas sehingga tubian(drill) dan pengulangan pengucapan kalimat lebih sering, dan perbaikan ucapan dapat dilakukan segera. Metode ini menuntut kemampuan belajar bahasa yang tinggi dengan motivasi yang tinggi pula.
            d.Metode audio-visual
            Metode audio-visual mengajarkan bahasa dengan memanfaatkan alat-alat pandang dengar, seperti video, kartu, tape-recorder, program televisi, sehingga pengajaran menjadi lebih hidup dan menarik. Kecenderungan metode ini adalah menghasilkan peserta didik yang berkemampuan dalam berbahasa lisan.




           
           

0 komentar:

Posting Komentar